بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI STIKOM MUHAMMADIYAH BATAM - RAIH MASA DEPANMU BERSAMA STIKOM MUHAMMADIYAH BATAM - TERDEPAN - MODEREN - DAN - ISLAMI, - KALAU ADA KRITIKAN YANG MEMBANGUN SILAKAN DIKIRIMKAN KE KAMI - DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

RUKUN ISLAM

RUKUN ISLAM : 1. DUAKALIMAH SYAHADAT, 2. SHOLAT, 3. PUASA, 4. ZAKAT, 5. NAIK HAJI

RUKUN IMAN : 1. PERCAYA KEPADA ALLAH, 2. PERCAYA KEPADA MALAIKAT, 3. PERCAYA KEPADA KITAB ALLAH, 4. PERCAYA KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH, 5. PERCAYA KEPADA HARI AKHIRAT, 6. PERCAYA KEPADA QODHA & QHADAR ALLAH

PILIH MENU

Jumat, 07 November 2014

Cara Mengerjakan Sholat Yang Baik dan Benar



Cara Mengerjakan Sholat
Yang Baik dan Benar
by zarmi sukses


Cara mengerjakan shalat

KEMBALIKAN HAQ ALLAH
HADIRKAN HATI DALAM SHOLAT

A,  NIAT DALAM HATI

Lafazh niat-niat shalat Fardhu:

Shalat Subuh:
USHALLII FARDHASH-SHUBHI RAK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu subuh dua raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat Dzuhur:
USHALLII FARDHADZ-DZUHRI ARBA'A RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu dzuhur empat raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat Ashar:
USHALLII FARDHAL-'ASHRI ARBA'A RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu ashar empat raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat Maghrib:
USHALLI FARDHAl-MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu maghrib tiga raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

Shalat 'Isya:
USHALLI FARDHAL-'ISYAA'I ARBA'A RAKA'AATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN (MA'MUUMAN / IMAAMAN) LILLAHI TA'AALAA
artinya: Aku sengaja shalat fardhu 'Isya empat raka'at menghadap kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

B. Bediri bagi yang mampu, jika tidak mampu boleh duduk, baring atau dengan isyarat
Mengangkat kedua belah tangan serta membaca takbiratul ihram "ALLAAHU AKBAR"

Kedua belah tangan di letakan (sedakep) pada dada, tangan kanan di depan tangan kiri.

C. Membaca doa iftitah

ALLAHU AKBAR KABIIRAA WAL-HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WA SUBHANAALLAHI BUKRATAW WA ASHIILLA.

INNI WAJJAHTU WAJHIYA LIL-LADZII FATHARASSAMAAWAATI WAL-ARDHA
HANIIFAM MUSLIMAW WA MAA ANA MINAL-MUSYRIKIIN.

INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL-'AALAMIIN.

LAA SYARIIKALAHU WA BI DZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL-MUSLIMIIN.

artinya:
"Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Ku hadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan yang lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyukutukan-Nya. Dan aku dari golonan orang muslimin.

atau boleh juga membaca doa iftitah sebagai berikut

ALLAAHUMMA BAA'ID BAINI WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL-MASYRIQI WAL-MAGHRIB.

ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS-TSAUBUL-ABYADHU MINAD-DANAS

ALLAAHUMMAGHSILNII MIN KHATHAAYAAYA BIL-MAA'I WATS-TSALJI WAL-BARAD

artinya:
Ya Allah, jauhkanlah aku daripada kesalahan dan dosa sejauh antara jarak timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk.

D. Membaca surat Fatihah

BIMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM.
AL-HAMDU LILLAAHI RABBIL-'AALAMIIN.
AR-RAHMAANIR-RAHIIM. MAALIKI YAUMID-DIIN.
IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN.
IHDINASH-SHIRAATHAL-MUSTAQIIM.
SHIRAATHAL-LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHAIRIL-MAGHDHUUBI 'ALAIHIM WA LADH-DHAALLIIN.
AAMIIN.

artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Yang Pengasih dan Penyayang.
Yang menguasai hari kemudian.
Hanya pada-Mu lah aku mengabdi dan kepada-Mu lah aku meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.
Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.

Selesai membaca Fatihah dalam raka'at pertama dan kedua, disunatkan membaca surat atau ayat Al-Qur'an. Kami menyertakan 3 surat pendek sebagai contoh. (Selanjutnya Insyaallah, kami juga menyertakan file-file suara MP3 Al-Qur'an 30 juz penuh kedalam website ini, silahkan tunggu ya...)

Surat Al-Ikhlash :
BIMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM.
QUL HUWALLAHU AHAD.
ALLAHUSH-SHAMAD.
LAM YALID WA LAM YUULAD.
WA LAM YAKUL LAHUU KUFUAN AHAD.

artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (hai Muhammad): Allah itu Esa.
Allah tempat meminta.
Tiada Ia beranak dan tiada pula Ia dilahirkan.
Dan tak ada bagi-Nya seorangpun yang menyerupai-Nya.

Surat Al-Falaq :
BIMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM.
QUL A'UUDZU BI RABBIL-FALAQ.
MIN SYARRI MAA KHALAQ.
WA MIN SYARRI GHAASIQIN IDZAA WAQAB.
WA MIN SYARRIN-NAFFAATSAATI FIL-'UQAD.
WA MIN SYARRI HAASIDIN IDZAA HASAD.

artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh.
Dari kejahatan mahluk-Nya.
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembuskan pada buhul-buhul.
Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.

Surat An-Naas :
BIMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM.
QUL A'UUDZU BI RABBIN-NAAS.
MALIKIN-NAAS.
ILAAHIN-NAAS.
MIN SYARRIL WASWAASIL KHANNAAS.
AL LADZII YUWASWISU FII SHUDUURIN-NAAS.
MINAL JINNATI WAN-NAAS

artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia.
Raja manusia.
Sembahan manusia.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.
Yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia.
Dari jin dan manusia.

E. Rukuk
Mengucap "ALLAHU AKBAR" seraya mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga.


Lalu badan membungkuk, membentuk sudut 90 derajat dengan pangkal sudut di pinggang, kedua tangan diletakkan diatas kedua lutut, ditekankan antara punggung dan kepala supaya rata. Setelah cukup sempurna, membaca bacaan tasbih:

SUBHAANA RABBIYAL-'ADHIIMII WA BI HAMDIH --- sebanyak 3 kali
artinya:
Maha suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya

F. I'tidal
Kembali bangkit tegak dengan mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga, seraya membaca:

SAMI'ALLAAHU LI MAN HAMIDAH
artinya:
Allah mendengar orang yang memuji-Nya

Setelah berdiri tegak, kemudian membaca:

RABBANAA LAKAL-HAMDU MIL'US-SAMAAWAATI WA MIL UL-ARDHI WA MIL'U MAA SYITA MIN SYAI'IN BA'DU
artinya:
Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.

G. Sujud
Bersujud dengan dahi ke bumi dan ketika turun, seraya mengucap "ALLAHU AKBAR" kemudian membaca tasbih:

SUBHAANA RABBIYAL-A' LAA WA BI HAMDIH --- sebanyak 3 kali
artinya:
Maha suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya

H. Duduk antara dua sujud



Duduk serta mengucap "ALLAHU AKBAR" dan setelah sempurna duduk, membaca:

RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA'NII WARZUQNII WAHDINII WA' AAFINII WA'FU'ANNI
artinya:
Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, dan cukupkanlah segala kekuranganku, dan angkatlah derajatku, dan berilah rizki kepada ku, dan berilah aku petunjuk, dan berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan kepadaku.

I. Sujud kedua
Sama seperti sujud pertama (point nomor 9), baik cara maupun bacaannya.

Hal-hal yang dikerjakan sampai nomor 11 ini disebut satu raka'at, untuk raka'at kedua dan selanjutnya tidak perlu mengulang niat & doa iftitah (sehingga hanya perlu mengerjakan point 2,3, 5 s/d 11)

J. Duduk tasyahud / tahiyat awal



Jika kita melakukan shalat tiga atau empat raka'at, maka setelah sujud kedua dalam raka'at, kita melakukan duduk tasyahud awal. Posisi telapak kaki kiri diduduki, dan kaki kanan tegak.

Bacaan tasyahud/ tahiyat awal adalah:

AT-TAHIYYAATUL-MUBAARAKAATUSH-SHALAWAATUTH-THAYYIBAATU LILLAAH.

AS-SLAAMU 'ALAIKA AYYUHAN-NABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH,

AS-SALAAMU 'ALAINAA WA 'ALA 'IBAADILLAHISH-SHAALIHIN.

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH.

ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD

artinya:
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagian dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

K. Tasyahud akhir



Dilakukan setelah sujud kedua pada raka'at terakhir shalat, bacaannya sama dengan tasyahud awal, hanya saja ditambah dengan shalawat atas warga Nabi Muhammad, lafazh-nya adalah:

WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD
artinya:
Dan limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad

Cara duduk tahiyat akhir adalah:
Kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, jari-jari kaki kanan tetap menekan ke tanah.

Pada tahiyat akhir disunatkan membaca shalawat Ibrahimiyah, lafazh-nya adalah:

KAMAA SHALLAITA 'ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIM
WA 'ALAA AALI SAYYIDINA IBRAAHIM
WA BAARIK 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD
KAMAA BAARAKTA 'ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIM
WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIM
FIL-'AALAMIINA INNAKA HAMIIDUM MAJIID

artinya:
Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang Terpuji, dan Maha Mulia.

L. Salam

Selesai tahiyat akhir, dilanjutkan dengan salam dengan menengok ke kanan dan kekiri dan mengucap:

AS-SALAAMU 'ALAIKUM WA RAHMATULLAAH
artinya:
Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian

Waktu mengucap salam yang pertama, muka kita menengok ke kanan, dan waktu membaca salam yang kedua muka kita menengok ke kiri. Dengan salam ini maka berakhirlah shalat kita.

M. TERTIB

Semoga Bermanfaat
http://zarmiislam.blogspot.com/

Mengenal Jin, atau Qarin Pendamping Manusia







JIN merupakan sosok yang tak kasat mata. Kehadirannya, terkadang tak kita hiraukan. Bahkan, kita pun tak menyadari bahwa dalam diri kita terdapat jin yang selalu mendampingi kita. Ialah Qarin, jin pendamping manusia selama hidup di dunia.
Banyak kejadian yang dikisahkan oleh manusia tentang hantu atau roh orang yang sudah meninggal. Kita bisa melihat di acara-acara televisi dewasa ini yang mengemasnya dengan sajian yang menarik. Seseorang bercerita bahwa suatu ketika ditemui oleh si Fulan. Ternyata diketahui bahwa si Fulan tersebut baru saja meninggal dunia. Kisah-kisah sejenis ini sangatlah banyak ragam kejadiaannya. Misalnya saja, mengenai seseorang yang kerasukan.
Maka, kebanyakan manusia mengira bahwa roh orang yang sudah meninggal itu bergentayangan. Bahkan, peristiwa-peristiwa yang bersangkutan dengan kejadian orang yang baru meninggal tersebut sampai membuat segolongan aliran berkeyakinan bahwa orang yang sudah meninggal itu akan menitis kembali. Mereka menyebutkan bukti-bukti kejadian yang berkaitan dengan peristiwa kematian, dan juga hasil dari cerita-cerita seperti tersebut di atas.
Pasti kejadian ini sudah tak asing lagi bagi kita. Tahukah Anda biasanya ketika seseorang kerasukan dan mengaku dirinya adalah sosok orang yang telah meninggal, itu bukanlah setan, yang merasuki tubuh seseorang itu merupakan sahabat almarhum/almarhumah yang tidak lain adalah Qorin atau jin pendamping yang selalu mendampinginya sewaktu hidup. Jadi, ia tahu betul apa yang dilakukan almarhum/almarhumah sewaktu hidup.
Siapakah Qarin itu sebenarnya?
Apakah ia jin pendamping yang baik atau jahat bagi orang yang di dampinginya?
Mengapa Qarin tidak meninggal menyusul orang yang didampinginya ke alam baka (kekal)?
Secara bahasa “Qarin” berarti teman atau pasangan, karena itu Qarin sering di artikan sebagai teman yang selalu mendampingi kita dimana saja kita berada.
Layaknya teman, ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu juga dengan Qarin, ia kadang memiliki pengaruh baik pada kita kadang juga memiliki pengaruh buruk pada kita.
Tetapi pengaruh kita sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan pengaruh Qarin terhadap kita.
Qarin sudah ada sejak kita lahir. Karena itu, ada yang mengistilahkan Qarin itu pasangan kembar kita. Hanya saja ia bentuknya ghaib dan tak terlihat. Sebagai pasangan yang selalu mengikuti kita kemana saja, sudah pasti ia tahu betul apa yang kita kerjakan semasa hidup. Sehingga Qarin bisa menyampaikan keinginan-keinginan yang ingin di sampaikan almarhum/almarhumah saat hidupnya yang belum sempat terucap.
Ibn Mas’ud menceritakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda, “Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada pendampingnya dari golongan jin.” Mereka bertanya, “Juga padamu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan,” (HR. Muslim).
Ath-Thabarani juga mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat,” (HR. Ibnu Hibban).
KONON jin (Qarin) yang mendampingi nabi itu bernama Habib al-Huda dan ia beragama Islam. Disinyalir jin nabi ini masih hidup hingga sekarang. Dan tinggal di Baqi’. Di sana ia memiliki majelis dakwah, yang kerap kali didatangi oleh jin-jin lainnya yang beragama Islam. Jadi, layaknya manusia, jin juga memiliki tempat untuk belajar dan mengajar.
Seperti halnya manusia, Qarin juga ada yang beragama Islam, Ateis, Kristen dan Yahudi. Konon Qarin yang non muslim ini bertengger di bahu kiri pada orang yang didampinginya. Sebaliknya Qarin yang Muslim berada di bahu kanan. Dia selalu membantunya untuk taat kepada Allah. Jika kita lupa shalat, dia mengingatkan dan membangunkan kita. Dia tidak pernah meninggalkan orang yang didampinginya kecuali ia sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami istri sudah masuk kamar dan pintu di tutup, maka Qarin pun dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk shalat di sana dan balik lagi dengan sekejap ke rumah muslim tersebut.
Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Quran), kami adakan baginya setan,” (QS. Az-Zukhruf: 36). Ia berkomentar, “Telah sampai berita kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Allah menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat’,” (QS. Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga.
Demikianlah, orang yang berpaling dari petunjuk yang lurus, yaitu al-Quran dan sunah, maka baginya akan diadakan oleh Allah yaitu setan, yang akan menyesatkannya.
Tidak seperti manusia, Qarin tidak dapat mati hingga hari kiamat. Sebab ia merupakan bangsa jin. Seperti bangsa jin lainnya, ia pun tidak bisa mati kecuali saat datangnya hari kiamat. Maka dari itu, ketika yang didampinginya meninggal, Qarin kerap kali menampakkan wujudnya seperti diri orang yang dulu didampinginya.
Biasanya Qarin itu berperilaku persis seperti orang yang didampinginya. Jika orang yang didampinginya adalah orang yang saleh maka ia akan berperilaku persis seperti orang itu, meskipun orang itu sudah meninggal. Karena itu kerap kali kita mendengar kisah-kisah tentang orang saleh yang sudah meninggal dunia, tetapi kita masih melihatnya sedang mengaji di masjid, beribadah dan sebagainya.
Sebagian orang menilai itu karena karomahnya. Padahal itu adalah Qarin yang dulu mendampinginya ia akan persis melakonkan perilaku orang yang didampinginya saat masih hidup.
Bagi orang kita orang awam akan timbul pertanyaan, “Apakah jin pendamping muslim itu juga pasti muslim?” Jawabnya tidak mesti. Kadang-kadang jin pendamping seorang muslim itu adalah jin muslim, tetapi ada juga jin Kafir, Ateis, penyembah berhalah, Kristen maupun Yahudi.
Jin pedamping yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Dia melindungi manusia yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Untuk melindungi diri dari jin Qorin maka banyaklah berdzikir kepada Allah, memohon ampun dan minta perlindungan kepada Allah, Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, InshaAllah Allah akan mengenalkan diriNya kepada Hambanya. Dan akan datang perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

Mari kita tuntut Ilmu itu sampai ke liang lahat
Sumber : islampos.com dan zarmi sukses
http://zarmiislam.blogspot.com/2014/11/mengenal-jin-atau-qarin-pendamping.html